《素书》
演本法师的《素书》救世韵言:
暹金即是宝珠,乐施可以救世,印施一册圣典,造成太平时势,
不血一钱福群,免出万千孤寡,人杰不待天生,出於圣人法化,
妙宝成自素王,片语千金评价,小用可以立身,大用弭乱除苦,
一切名贤将相,出自黄公陶铸,不销几文暹铢,印出一卷天书,
子房俯拾草鞋,屈节杞桥之下,感动长老深慈,凡夫变成天使,
法法皆是佛法,妙用扫除众苦,黑暗化作光明,施福万灵勤护.
《素书》白文: 秦 黄石公著
【原始章第一】
夫道、德、仁、义、礼、五者一体也. 道者、人之所蹈, 使万物不
知其所由. 德者、人之所得, 使万物各得其所欲. 仁者、人之所亲,
有慈惠恻隐之心, 以遂其生成. 义者、人之所宜, 赏善罚恶, 以立
功立事. 礼者、人之所履, 夙兴夜寐, 以成人伦之序. 夫欲为人之
本, 不可无一焉. 贤人君子, 明於盛衰之道,通乎成败之数,审乎治
乱之势, 达乎去就之理, 故潜居抱道, 以待其时. 若时至而行,则能
极人臣之位; 得机而动, 则能成绝代之功. 如其不遇, 没身而已.
是以其道足高, 而名重於后代.
【正道章第二】
德足以怀远; 信足以一异;义足以得众; 才足以鉴古; 明足以照下,
此人之俊也. 行足以为仪表; 智足以决嫌疑; 信可以使守约; 廉可
以使分财, 此人之豪也. 守职而不废; 处义而不回; 见嫌而不苟免
;见利而不苟得, 此人之杰也.
【求人之志章第三】
绝嗜禁欲, 所以除累. 抑非损恶, 所以禳过. 贬酒阙色, 所以无污.
避嫌远疑, 所以无误. 博学切问, 所以广知. 高行微言, 所以修身.
恭俭谦约, 所以自守. 深计远虑, 所以不穷. 亲仁友直, 所以扶颠.
近恕笃行, 所以接人. 任材使能, 所以济物. 瘅恶斥谗, 所以止乱.
推古验今, 所以不惑. 先揆后度, 所以应卒. 设变致权, 所以解结.
括囊顺会, 所以无咎. 橛橛梗梗, 所以立功. 孜孜淑淑, 所以保终.
【本德宗道章第四】
夫志心笃行之术: 长莫长於博谋. 安莫安於忍辱. 先莫先於修德.
乐莫乐於好善. 神莫神於至诚. 明莫明於体物. 洁莫洁於谨独.
吉莫吉於知足. 苦莫苦於多愿. 悲莫悲於精散. 病莫病於无常.
短莫短於苟得. 幽莫幽於贪鄙. 孤莫孤於自恃. 危莫危於任疑.
败莫败於多私.
【遵义章第五】
以明示下者暗. 有过不知者蔽. 迷而不返者惑. 以言取怨者祸. 令
与心乖者废. 后令谬前者毁. 怒而无威者犯. 好直辱人者殃. 戳辱
所任者危. 慢其所敬者凶. 貌合心离者孤. 亲谗远忠者亡. 近色远
贤者昏. 女谒公行者乱. 私人以官者浮. 凌下取胜者侵. 名不胜实
者耗. 略己而责人者不治. 自厚而薄人者弃废. 以过弃功者损. 群
下外异者沦. 既用不任者疏. 行赏吝啬者沮. 多许少与者怨. 既迎
而拒者乖. 薄恩厚望者不报. 贵而忘贱者不久. 念旧恶而弃新功者
凶. 用人不得正者殆. 强用人者不畜. 为人择官者乱. 失其所强者
弱. 决策与不仁者险. 阴计外泄者败. 厚敛薄施者凋. 战士贫游士
富者衰. 货赂公行者昧. 闻善忽略记过不忘者暴. 所任不可信所信
不可任者浊. 牧人以德者集. 绳人以刑者散. 小功不赏则大功不立.
小怨不赦则大怨必生. 赏不服人罚不甘心者叛. 赏及无功罚及无罪
者酷. 听谗而美闻谏而仇者亡. 能有其有者安. 贪人之有者残.
【安礼章第六】
怨在不舍小过. 患在不预定谋. 福在积善, 祸在积恶. 饥在贱农,
寒在惰织. 安在得人, 危在失士. 富在迎来, 贫在弃时. 上无常操
, 下多疑心. 轻上生罪, 侮下无亲. 近臣不重, 远人轻之. 自疑不
信人, 自信不疑人. 枉士无正友, 曲上无直下. 危国无贤人, 乱政
无善人. 爱人深者求贤急, 乐得贤者养人厚. 国将霸者士皆归, 邦
将亡者贤先避. 地薄者大物不产, 水浅者大鱼不游, 树秃者大禽不
栖, 林疏者大兽不居. 山峭者崩, 泽满者溢. 弃玉抱石者盲. 羊质
虎皮者柔. 衣不举领者倒. 走不视地者颠. 柱弱者屋坏, 辅弱者国
倾. 足寒伤心, 人怨伤国. 山将崩者下先堕. 国先衰者人先弊. 根
枯枝朽, 人困国残. 与覆车同轨者倾, 与亡国同事者灭. 见已生,
慎将生. 恶其迹者预避之. 畏危者安, 畏亡者存. 夫人之所行, 有
道则吉, 无道则凶. 吉者百福所归. 凶者百祸所攻. 非其神圣, 自
然所钟. 务善策者无恶事, 无远虑者有近忧. 同志相得. 同仁相忧.
同恶相党. 同爱相求. 同美相妒. 同智相谋. 同贵相害. 同利相忌.
同声相应. 同气相感. 同类相依. 同善相亲. 同难相济. 同道相成.
同艺相规. 同巧相胜. 此乃数之所得, 不可与理违. 释己而教人者
逆, 正己而化人者顺. 逆者难从, 顺者易行. 难从则乱,易行则理.
如此理身理家理国可也.
Friday, January 30, 2009
Monday, January 26, 2009
Usnisa Vijaya Dharani
Usnisa Vijaya Dharani
Usnisa Vijaya Dharani adalah sebuah sutra Mahayana. Sutra ini berisi khotbah Sang Buddha mengenai seorang putra dewa bernama Susthita yang seharusnya menjalani hukuman karma-nya akibat buah perbuatannya di masa lalu, namun berkat "Usnisa Vijaya Dharani" menjadi terbebaskan. Sutra ini adalah versi terjemahan dari Guru Buddhapala di jaman Dinasti Tang. Isi sutra tersebut adalah sebagai berikut:Demikianlah yang telah saya dengar, pada suatu waktu, Sang Bhagavan Buddha yang menetap dalam kota Shravasti di Jetavana (Hutan Jeta), di Taman Anathapindika (Taman Dermawan untuk Yatim dan Tanpa Saudara), bersama dengan pengikut tetapnya yang kesemua berjumlah seribu dua ratus lima puluh bikkhu terpandang dan dua belas ribu Maha Bodhisattva Sangha.Saat itu, dewa-dewa di Surga Trayastrimsha juga tengah berkumpul dalam Aula Kebajikan Dharma. Di antara mereka terdapat seorang putra dewa bernama Susthita, bersama-sama dengan putra-putra dewa terpandang lainnya, sedang bersuka-ria di taman dan lapangan, menikmati kebahagiaan luar biasa dalam kehidupan surgawi. Dikelilingi oleh dewi-dewi, mereka dengan penuh kegembiraan ・menyanyi, menari, dan menghibur diri mereka sendiri.Segera malam tiba, Susthita putradewa tiba-tiba mendengar suara dari angkasa yang berkata Susthita putradewa, engkau hanya mempunyai tujuh hari lagi untuk hidup. Setelah meninggal, engkau akan dilahirkan kembali di Jambudwipa (Bumi) sebagai seekor binatang selama tujuh kehidupan berturut-turut. Setelahnya, engkau akan masuk ke dalam neraka untuk menjalani penderitaan tambahan. Hanya setelah hukuman karmamu tergenapi, engkau akan dilahirkan kembali di alam manusia, tetapi terlahir di keluarga sederhana dan melarat. Saat berada dalam rahim ibumu, engkau tidak akan mempunyai mata dan terlahir buta.Mendengar ini, Susthita putradewa sangat takut hingga bulu kuduknya berdiri pada akhirnya. Merasa ketakutan dan tertekan, dia lari ke istana Raja Sakra. Meledak dalam tangis dan tidak tahu apalagi yang harus diperbuat, dia bersujud di kaki Raja Sakra, memberitahukan Raja Sakra apa yang telah terjadi.Ketika saya sedang bersuka ria menikmati tarian dan nyanyian bersama dewi-dewi surga, saya tiba-tiba mendengar suara dari angkasa yang memberitahukan saya bahwa saya hanya tinggal mempunyai tujuh hari saja, dan saya akan terperosok ke dalam Jambudwipa (Bumi) setelah mati, tinggal di sana dalam alam binatang selama tujuh kehidupan berturut-turut. Setelahnya, saya terperosok dalam bermacam neraka untuk menjalani penderitaan yang lebih berat. Hanya setelah hukuman karmaku digenapi, saya akan dilahirkan kembali sebagai manusia, dan sesudahnya saya akan terlahir tanpa mempunyai mata dalam keluarga miskin dan terhina. Raja Surga, bagaimana saya dapat melepaskan diri dari penderitaan seperti ini?・Mendengar permohonan Susthita putradewa yang penuh tangisan, Raja Sakra sangat heran dan berpikir, Dalam tujuh jalan sengsara berturut-turut dan wujud-wujud apakah yang akan dijalani Susthita putradewa?・Raja Sakra segera menenangkan pikirannya memasuki samadhi dan mengamati secara seksama. Segera, dia melihat Susthita menjalani tujuh jalan sengsara dalam wujud babi, anjing, serigala, monyet, ular sawah, burung gagak dan burung bangkai, yang kesemuanya hidup dari sampah dan bangkai. Setelah melihat tujuh masa depan wujud kelahiran kembali Susthita putradewa, Raja Sakra merasa hancur dan sangat sedih, tetapi tidak dapat memikirkan jalan lain untuk menolong Susthita. Dia merasa hanya Sang Tathagata, Arahat, Samyak-sambuddha yang dapat menyelamatkan Susthita dari kejatuhan ke dalam penderitaan hebat di jalan sengsara.Maka, segera setelah malam tiba, Raja Sakra menyiapkan berbagai macam rangkaian bunga, wewangian dan dupa. Menghiasi dirinya dengan bahan kain dewa terbaik dan membawa sesajian ini, Raja Sakra menuju taman Anathapindika, tempat kediaman Bhagavan Buddha. Saat tiba, Raja Sakra pertama-tama bersujud di kaki Buddha sebagai penghormatan, kemudian berjalan perlahan-lahan searah jarum jam mengelilingi Sang Buddha untuk pemujaan, sebelum meletakkan persembahan agungnya. Sambil berlutut di depan Sang Buddha, Raja Sakra menjelaskan takdir akhir dari Susthita putradewa yang akan terperosok ke dalam jalan sengsara dengan tujuh kelahiran kembali berturut-turut ke dalam alam binatang dengan rincian dari hukuman karma lanjutannya.Seketika, Usnisa (mahkota) dari Sang Tathagata memancarkan bermacam-macam sinar terang benderang, menerangi dunia di sepuluh penjuru, dan cahaya tersebut memantul kembali, melingkari Buddha tiga kali sebelum masuk ke dalam mulut-NYA. Kemudian Sang Buddha tersenyum dan berkata kepada Raja Sakra. Raja Surga, terdapat Dharani yang dikenal sebagai Usnisa Vijaya Dharani・ Dharani ini dapat menyucikan semua jalan sengsara, melenyapkan penderitaan atas kelahiran dan kematian secara menyeluruh. Dharani ini juga dapat membebaskan semua kesengsaraan dan penderitaan mahluk hidup di alam neraka, Raja Yama dan binatang, menghancurkan semua neraka, dan mengantarkan semua mahluk hidup ke jalan suci.Raja Surga, jikalau seseorang mendengar Usnisa Vijaya Dharani sekali saja, semua karma buruk dari kehidupan sebelumnya yang seharusnya menyebabkan ia terlahir di neraka akan terhancurkan semuanya. Sebaliknya, ia akan memperoleh badan yang baik dan bersih. Dimanapun ia dilahirkan kembali, dia akan mengingat Dharani ini secara jelas ・dari satu kebuddhaan ke lainnya, dari satu alam surgawi ke alam surgawi lainnya. Sesungguhnya, melalui Surga Trayastrimsha, dimanapun ia terlahir kembali, dia tidak akan lupa.・Raja Surga, jikalau seseorang menjelang kematian mengingat Dharani suci ini, walaupun hanya sekejap, masa hidupnya akan diperpanjang dan ia akan memperoleh kesucian dalam raga, perkataan dan pikirannya. Tanpa penderitaan dan kesakitan badaniah dan sesuai dengan perbuatan baiknya, dia akan menikmati ketentraman di mana saja. Menerima berkah dari semua Tathagata, dan senantiasa dijaga dewa-dewa, dan dilindungi oleh Bodhisatva, ia akan dihormati dan dimuliakan masyarakat, dan semua rintangan kesengsaraan akan terhapuskan.・Raja Surga, jikalau seseorang dengan ikhlas membaca dan melafalkan Dharani ini, walaupun sekejap saja, semua hukuman karmanya yang akan menyebabkan ia menderita di alam neraka, binatang, Raja Yama, setan lapar, akan dihancurkan seluruhnya dan dihapuskan tanpa meninggalkan jejak. Ia akan bebas pergi ke tanah suci Buddha dan istana surga manapun, semua pintu gerbang ke kediaman Bodhisatva akan terbuka untuknya tanpa hambatan.・Setelah mendengar ajaran ini, Raja Sakra segera memohon kepada Sang Buddha, Demi semua mahluk hidup, semoga Bhagavan Buddha memberikan ajaran mengenai bagaimana usia hidup seseorang dapat diperpanjang.・Sang Buddha mengetahui keinginan Raja Sakra dan keinginannya untuk mendengar ajaran-NYA mengenai Dharani ini dan segera mengucapkan Mantra ini seperti demikian:"NAMO BHAGAVATE TRAILOKYA PRATIVISISTAYA BUDDHAYA BHAGAVATE. TADYATHA, OM, VISUDDHAYA-VISUDDHA YA, ASAMA-SAMA SAMANTAVABHASA- SPHARANA GATI GAHANA SVABHAVA VISUDDHE, ABHINSINCATU MAM. SUGATAVARA VACANA AMRTA ABHISEKAI MAHA MANTRA-PADAI. AHARA-AHARA AYUH SAM-DHARANI. SODHAYA-SODHAYA, GAGANA VISUDDHE. USNISA VIJAYA VISUDDHE. SAHASRA-RASMI, SAMCODITE, SARVA TATHAGATA AVALOKANI, SAT-PARAMITA, PARIPURANI, SARVA TATHAGATA MATI DASA-BHUMI, PRATI-STHITE, SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE. VAJRA KAYA, SAM-HATANA VISUDDHE. SARVAVARANA APAYA DURGATI, PARI-VISUDDHE, PRATI-NIVARTAYA AYUH SUDDHE. SAMAYA ADHISTHITE. MANI-MANI MAHA MANI. TATHATA BHUTAKOTI PARISUDDHE. VISPHUTA BUDDHI SUDDHE. JAYA-JAYA, VIJAYA-VIJAYA, SMARA-SMARA. SARVA BUDDHA ADHISTHITA SUDDHE. VAJRI VAJRAGARBHE, VAJRAM BHAVATU MAMA SARIRAM. SARVA SATTVANAM CA KAYA PARI VISUDDHE. SARVA GATI PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA SINCA ME SAMASVASAYANTU. SARVA TATHAGATA SAMASVASA ADHISTHITE, BUDDHYA-BUDDHYA, VIBUDDHYA-VIBUDDHYA , BODHAYA-BODHAYA, VIBODHAYA-VIBODHAYA . SAMANTA PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE SVAHA." (Usnisa Vijaya Dharani ini adalah versi perbaikan dengan beberapa tambahan pada naskah asli terjemahan Sanskerta)Kemudian Buddha berkata kepada Raja Sakra, Mantra ini dikenal sebagai 'Yang Mensucikan Semua Jalan Sengsara Usnisa Vijaya Dharani'. Dharani ini dapat menghilangkan semua rintangan karma buruk dan menghapuskan penderitaan di semua jalan sengsara.・Raja Surga, Dharani termasyur ini dinyatakan serentak oleh Buddha-Buddha sebanyak delapan puluh delapan koti (ratusan juta) sejumlah butiran-butiran pasir di Sungai Gangga. Semua Buddha bergembira dan menjunjung tinggi Dharani ini yang dibuktikan dengan tanda bukti kebijaksanaan dari Maha Vairocana Tathagata. Ini karena di dalam jalan sengsara, untuk membebaskan mereka dari hukuman menyakitkan dalam alam neraka, binatang dan Raja Yama; untuk melepaskan semua mahluk yang menghadapi bahaya keterperosokan ke dalam lautan lingkaran kelahiran dan kematian (samsara); untuk membimbing mahluk-mahluk lemah yang berusia pendek dan kurang beruntung dan untuk melepaskan mahluk-mahluk yang suka melakukan semua perbuatan jahat. Selain itu, karena ia berdiam dan dijunjung tinggi di dunia Jambudwipa, kekuatan yang ditunjukkan oleh Dharani ini akan mengakibatkan semua mahluk dalam neraka dan alam setan lainnya; orang yang kurang beruntung dan berpusar dalam lingkaran kelahiran dan kematian; orang yang tidak percaya adanya perbuatan baik dan jahat dan yang menyimpang dari jalan benar, untuk mencapai pelepasan.・
Attached Images
usnisa vijaya.gif (18.7 KB, 5 views)
__________________omtaretutareturesoha
Usnisa Vijaya Dharani adalah sebuah sutra Mahayana. Sutra ini berisi khotbah Sang Buddha mengenai seorang putra dewa bernama Susthita yang seharusnya menjalani hukuman karma-nya akibat buah perbuatannya di masa lalu, namun berkat "Usnisa Vijaya Dharani" menjadi terbebaskan. Sutra ini adalah versi terjemahan dari Guru Buddhapala di jaman Dinasti Tang. Isi sutra tersebut adalah sebagai berikut:Demikianlah yang telah saya dengar, pada suatu waktu, Sang Bhagavan Buddha yang menetap dalam kota Shravasti di Jetavana (Hutan Jeta), di Taman Anathapindika (Taman Dermawan untuk Yatim dan Tanpa Saudara), bersama dengan pengikut tetapnya yang kesemua berjumlah seribu dua ratus lima puluh bikkhu terpandang dan dua belas ribu Maha Bodhisattva Sangha.Saat itu, dewa-dewa di Surga Trayastrimsha juga tengah berkumpul dalam Aula Kebajikan Dharma. Di antara mereka terdapat seorang putra dewa bernama Susthita, bersama-sama dengan putra-putra dewa terpandang lainnya, sedang bersuka-ria di taman dan lapangan, menikmati kebahagiaan luar biasa dalam kehidupan surgawi. Dikelilingi oleh dewi-dewi, mereka dengan penuh kegembiraan ・menyanyi, menari, dan menghibur diri mereka sendiri.Segera malam tiba, Susthita putradewa tiba-tiba mendengar suara dari angkasa yang berkata Susthita putradewa, engkau hanya mempunyai tujuh hari lagi untuk hidup. Setelah meninggal, engkau akan dilahirkan kembali di Jambudwipa (Bumi) sebagai seekor binatang selama tujuh kehidupan berturut-turut. Setelahnya, engkau akan masuk ke dalam neraka untuk menjalani penderitaan tambahan. Hanya setelah hukuman karmamu tergenapi, engkau akan dilahirkan kembali di alam manusia, tetapi terlahir di keluarga sederhana dan melarat. Saat berada dalam rahim ibumu, engkau tidak akan mempunyai mata dan terlahir buta.Mendengar ini, Susthita putradewa sangat takut hingga bulu kuduknya berdiri pada akhirnya. Merasa ketakutan dan tertekan, dia lari ke istana Raja Sakra. Meledak dalam tangis dan tidak tahu apalagi yang harus diperbuat, dia bersujud di kaki Raja Sakra, memberitahukan Raja Sakra apa yang telah terjadi.Ketika saya sedang bersuka ria menikmati tarian dan nyanyian bersama dewi-dewi surga, saya tiba-tiba mendengar suara dari angkasa yang memberitahukan saya bahwa saya hanya tinggal mempunyai tujuh hari saja, dan saya akan terperosok ke dalam Jambudwipa (Bumi) setelah mati, tinggal di sana dalam alam binatang selama tujuh kehidupan berturut-turut. Setelahnya, saya terperosok dalam bermacam neraka untuk menjalani penderitaan yang lebih berat. Hanya setelah hukuman karmaku digenapi, saya akan dilahirkan kembali sebagai manusia, dan sesudahnya saya akan terlahir tanpa mempunyai mata dalam keluarga miskin dan terhina. Raja Surga, bagaimana saya dapat melepaskan diri dari penderitaan seperti ini?・Mendengar permohonan Susthita putradewa yang penuh tangisan, Raja Sakra sangat heran dan berpikir, Dalam tujuh jalan sengsara berturut-turut dan wujud-wujud apakah yang akan dijalani Susthita putradewa?・Raja Sakra segera menenangkan pikirannya memasuki samadhi dan mengamati secara seksama. Segera, dia melihat Susthita menjalani tujuh jalan sengsara dalam wujud babi, anjing, serigala, monyet, ular sawah, burung gagak dan burung bangkai, yang kesemuanya hidup dari sampah dan bangkai. Setelah melihat tujuh masa depan wujud kelahiran kembali Susthita putradewa, Raja Sakra merasa hancur dan sangat sedih, tetapi tidak dapat memikirkan jalan lain untuk menolong Susthita. Dia merasa hanya Sang Tathagata, Arahat, Samyak-sambuddha yang dapat menyelamatkan Susthita dari kejatuhan ke dalam penderitaan hebat di jalan sengsara.Maka, segera setelah malam tiba, Raja Sakra menyiapkan berbagai macam rangkaian bunga, wewangian dan dupa. Menghiasi dirinya dengan bahan kain dewa terbaik dan membawa sesajian ini, Raja Sakra menuju taman Anathapindika, tempat kediaman Bhagavan Buddha. Saat tiba, Raja Sakra pertama-tama bersujud di kaki Buddha sebagai penghormatan, kemudian berjalan perlahan-lahan searah jarum jam mengelilingi Sang Buddha untuk pemujaan, sebelum meletakkan persembahan agungnya. Sambil berlutut di depan Sang Buddha, Raja Sakra menjelaskan takdir akhir dari Susthita putradewa yang akan terperosok ke dalam jalan sengsara dengan tujuh kelahiran kembali berturut-turut ke dalam alam binatang dengan rincian dari hukuman karma lanjutannya.Seketika, Usnisa (mahkota) dari Sang Tathagata memancarkan bermacam-macam sinar terang benderang, menerangi dunia di sepuluh penjuru, dan cahaya tersebut memantul kembali, melingkari Buddha tiga kali sebelum masuk ke dalam mulut-NYA. Kemudian Sang Buddha tersenyum dan berkata kepada Raja Sakra. Raja Surga, terdapat Dharani yang dikenal sebagai Usnisa Vijaya Dharani・ Dharani ini dapat menyucikan semua jalan sengsara, melenyapkan penderitaan atas kelahiran dan kematian secara menyeluruh. Dharani ini juga dapat membebaskan semua kesengsaraan dan penderitaan mahluk hidup di alam neraka, Raja Yama dan binatang, menghancurkan semua neraka, dan mengantarkan semua mahluk hidup ke jalan suci.Raja Surga, jikalau seseorang mendengar Usnisa Vijaya Dharani sekali saja, semua karma buruk dari kehidupan sebelumnya yang seharusnya menyebabkan ia terlahir di neraka akan terhancurkan semuanya. Sebaliknya, ia akan memperoleh badan yang baik dan bersih. Dimanapun ia dilahirkan kembali, dia akan mengingat Dharani ini secara jelas ・dari satu kebuddhaan ke lainnya, dari satu alam surgawi ke alam surgawi lainnya. Sesungguhnya, melalui Surga Trayastrimsha, dimanapun ia terlahir kembali, dia tidak akan lupa.・Raja Surga, jikalau seseorang menjelang kematian mengingat Dharani suci ini, walaupun hanya sekejap, masa hidupnya akan diperpanjang dan ia akan memperoleh kesucian dalam raga, perkataan dan pikirannya. Tanpa penderitaan dan kesakitan badaniah dan sesuai dengan perbuatan baiknya, dia akan menikmati ketentraman di mana saja. Menerima berkah dari semua Tathagata, dan senantiasa dijaga dewa-dewa, dan dilindungi oleh Bodhisatva, ia akan dihormati dan dimuliakan masyarakat, dan semua rintangan kesengsaraan akan terhapuskan.・Raja Surga, jikalau seseorang dengan ikhlas membaca dan melafalkan Dharani ini, walaupun sekejap saja, semua hukuman karmanya yang akan menyebabkan ia menderita di alam neraka, binatang, Raja Yama, setan lapar, akan dihancurkan seluruhnya dan dihapuskan tanpa meninggalkan jejak. Ia akan bebas pergi ke tanah suci Buddha dan istana surga manapun, semua pintu gerbang ke kediaman Bodhisatva akan terbuka untuknya tanpa hambatan.・Setelah mendengar ajaran ini, Raja Sakra segera memohon kepada Sang Buddha, Demi semua mahluk hidup, semoga Bhagavan Buddha memberikan ajaran mengenai bagaimana usia hidup seseorang dapat diperpanjang.・Sang Buddha mengetahui keinginan Raja Sakra dan keinginannya untuk mendengar ajaran-NYA mengenai Dharani ini dan segera mengucapkan Mantra ini seperti demikian:"NAMO BHAGAVATE TRAILOKYA PRATIVISISTAYA BUDDHAYA BHAGAVATE. TADYATHA, OM, VISUDDHAYA-VISUDDHA YA, ASAMA-SAMA SAMANTAVABHASA- SPHARANA GATI GAHANA SVABHAVA VISUDDHE, ABHINSINCATU MAM. SUGATAVARA VACANA AMRTA ABHISEKAI MAHA MANTRA-PADAI. AHARA-AHARA AYUH SAM-DHARANI. SODHAYA-SODHAYA, GAGANA VISUDDHE. USNISA VIJAYA VISUDDHE. SAHASRA-RASMI, SAMCODITE, SARVA TATHAGATA AVALOKANI, SAT-PARAMITA, PARIPURANI, SARVA TATHAGATA MATI DASA-BHUMI, PRATI-STHITE, SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE. VAJRA KAYA, SAM-HATANA VISUDDHE. SARVAVARANA APAYA DURGATI, PARI-VISUDDHE, PRATI-NIVARTAYA AYUH SUDDHE. SAMAYA ADHISTHITE. MANI-MANI MAHA MANI. TATHATA BHUTAKOTI PARISUDDHE. VISPHUTA BUDDHI SUDDHE. JAYA-JAYA, VIJAYA-VIJAYA, SMARA-SMARA. SARVA BUDDHA ADHISTHITA SUDDHE. VAJRI VAJRAGARBHE, VAJRAM BHAVATU MAMA SARIRAM. SARVA SATTVANAM CA KAYA PARI VISUDDHE. SARVA GATI PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA SINCA ME SAMASVASAYANTU. SARVA TATHAGATA SAMASVASA ADHISTHITE, BUDDHYA-BUDDHYA, VIBUDDHYA-VIBUDDHYA , BODHAYA-BODHAYA, VIBODHAYA-VIBODHAYA . SAMANTA PARISUDDHE. SARVA TATHAGATA HRDAYA ADHISTHANADHISTHITA MAHA-MUDRE SVAHA." (Usnisa Vijaya Dharani ini adalah versi perbaikan dengan beberapa tambahan pada naskah asli terjemahan Sanskerta)Kemudian Buddha berkata kepada Raja Sakra, Mantra ini dikenal sebagai 'Yang Mensucikan Semua Jalan Sengsara Usnisa Vijaya Dharani'. Dharani ini dapat menghilangkan semua rintangan karma buruk dan menghapuskan penderitaan di semua jalan sengsara.・Raja Surga, Dharani termasyur ini dinyatakan serentak oleh Buddha-Buddha sebanyak delapan puluh delapan koti (ratusan juta) sejumlah butiran-butiran pasir di Sungai Gangga. Semua Buddha bergembira dan menjunjung tinggi Dharani ini yang dibuktikan dengan tanda bukti kebijaksanaan dari Maha Vairocana Tathagata. Ini karena di dalam jalan sengsara, untuk membebaskan mereka dari hukuman menyakitkan dalam alam neraka, binatang dan Raja Yama; untuk melepaskan semua mahluk yang menghadapi bahaya keterperosokan ke dalam lautan lingkaran kelahiran dan kematian (samsara); untuk membimbing mahluk-mahluk lemah yang berusia pendek dan kurang beruntung dan untuk melepaskan mahluk-mahluk yang suka melakukan semua perbuatan jahat. Selain itu, karena ia berdiam dan dijunjung tinggi di dunia Jambudwipa, kekuatan yang ditunjukkan oleh Dharani ini akan mengakibatkan semua mahluk dalam neraka dan alam setan lainnya; orang yang kurang beruntung dan berpusar dalam lingkaran kelahiran dan kematian; orang yang tidak percaya adanya perbuatan baik dan jahat dan yang menyimpang dari jalan benar, untuk mencapai pelepasan.・
Attached Images
usnisa vijaya.gif (18.7 KB, 5 views)
__________________omtaretutareturesoha
Sunday, January 18, 2009
Orang Taiwan jangan berlawan
Orang Taiwan jangan berlawan,
Ada Raja barulah boleh berkawan,
Kita berhormat bintang dengan awan,
Tak setuju itu kita memang saperti haiwan.
Ada Raja barulah boleh berkawan,
Kita berhormat bintang dengan awan,
Tak setuju itu kita memang saperti haiwan.
Oh! bapa dan emak
Oh! bapa dan emak kita sekeluarga,
Obama itu merupakan bapa dan emak,
Segala manusia dia patutlah jaga,
Pemimpin Amerika jangan terlalu tamak.
Obama itu merupakan bapa dan emak,
Segala manusia dia patutlah jaga,
Pemimpin Amerika jangan terlalu tamak.
PANTUN
sia-sia malaysia dan negara asia,
timbang mereka sudah berat sebelah,
walau pemimpin semua itu berusia,
berjalan tak guna mata mestilah kalah
timbang mereka sudah berat sebelah,
walau pemimpin semua itu berusia,
berjalan tak guna mata mestilah kalah
事事如意气象佳
事事如意气象佳,
勿嫌弃绝令果临,
时时警惕勿过分,
包容纳福利时人。
守备好點各宜时,
值得人人善学成,
有道理事常恭敬,
德育行佳境变迁。
振衰起弊令尊胜,
算合力图愍众生,
不厌辛劳慈悲现,
处处决心降伏魔。
无隙可乘图圆道,
菩提无上是其门,
无欲无贪心不染,
理事圆融各尽通。
天不藏奸岂敢非,
恶剧频繁坏处人,
善理应当学尽用,
具真备体力实行。
莫測高深行大愿,
佛法无边事事成,
全体不缺无其欠,
收圆提取善巧施。
后果无虑施平常,
理得心宽恕仁行,
云何一切平安境,
遇事平成无取心。
上下去来临当头,
学会东西中道归,
咎由自取偏行道,
具体真圆柱不非。
勿嫌弃绝令果临,
时时警惕勿过分,
包容纳福利时人。
守备好點各宜时,
值得人人善学成,
有道理事常恭敬,
德育行佳境变迁。
振衰起弊令尊胜,
算合力图愍众生,
不厌辛劳慈悲现,
处处决心降伏魔。
无隙可乘图圆道,
菩提无上是其门,
无欲无贪心不染,
理事圆融各尽通。
天不藏奸岂敢非,
恶剧频繁坏处人,
善理应当学尽用,
具真备体力实行。
莫測高深行大愿,
佛法无边事事成,
全体不缺无其欠,
收圆提取善巧施。
后果无虑施平常,
理得心宽恕仁行,
云何一切平安境,
遇事平成无取心。
上下去来临当头,
学会东西中道归,
咎由自取偏行道,
具体真圆柱不非。
Subscribe to:
Posts (Atom)